Sabtu, 28 Januari 2017
MAKALAH pendekatan kompetensi dalam pendidikan seni rupa
Makalah
disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah
Pendidikan seni rupa dan kerajinan
tangan Prodi PGSD pada Semester
Tiga Tahun Ajaran 2016/2017
Dosen Pengajar : Bpk.
Muhammad Reyhan Florean, M.pd
oleh : kelompok 9
1. Anik Susanti (15186206029)
2. Eriska Purnamasari (15186206041)
3. Gita Silvia (15186206132)
Prodi PGSD III-B
STKIP PGRI TULUNGAGUNG
Jalan Mayor Sujadi No. 7 Telp ./Fax 0355-321426
TULUNGAGUNG
2016
KATA PENGANTAR
Puji syukur Alhamdulillah kami panjatkan kehadirat Allah SWT, yang telah
memberikan rahmat serta hidayah-Nya kepada kami semua, sehingga kami dapat
menyelesaikan tugas yang telah diberikan kepada kami berupa makalah yang
berjudul “Pendekatan Kompetensi Dalam Pendidikan Seni Rupa”. Shalawat dan
salam semoga selalu terlimpah pada Rasulullah Muhammad SAW.
Makalah ini kami susun sebagai
tugas yang diberikan dari mata kuliah Pendidikan Seni Rupa Dan Kerajinan Tangan
SD PGSD III-B pada semester 3 tahun ajaran 2016/2017. Pada kesempatan
ini, penulis mengucapkan
terima kasih atas bimbingan dan
kerja sama kepada :
1.
Bpk. Muhammad Reyhan Florean, M.pd. selaku dosen Pendidikan Seni Rupa Dan Kerajinan Tangan SD
yang telah memberikan bimbingan dan membina penulis dalam menyelesaikan makalah
ini;
2.
semua
keluarga penulis yang telah memberikan dukungan kepada penulis baik material
maupun yang lainnya;
3.
serta teman-teman penulis yang
membantu dalam penulisan makalah ini.
Atas segala partisipasi dari semua pihak yang telah membantu, kami
ucapkan jazakumullahu khairan katsiraa. Penulis berharap semoga makalah ini dapat bermanfaat khususnya bagi penulis sendiri dan bagi para pembaca pada umumnya.
Penulis menyadari makalah ini
sangat jauh dari kesempurnaan baik isi maupun bentuk penulisannya, karena
keterbatasan pengetahuan yang penulis miliki. Oleh karena itu, kami
mengharapkan kritik dan saran yang kiranya dapat kami gunakan sebagai masukan
untuk perbaikan dimasa yang akan datang.
Tulungagung,
24 Oktober 2016
Kelompok 9
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL .............................................................................................. i
KATA PENGANTAR............................................................................................ ii
DAFTAR ISI ........................................................................................................... iii
BAB I PENDAHULUAN
1.1
Latar
Belakang............................................................................................. 2
1.2
Rumusan
Masalah.........................................................................................
3
1.3
Tujuan
Penulisan........................................................................................... 3
1.4
Manfaat Penulisan........................................................................................ 3
BAB II PEMBAHASAN
2.1 Pengertian seni
rupa dalam pendidikan ....................................................... 4
2.2 Pendekatan
kompetensi pendidikan dalam seni rupa...................................
4
2.3 Pendidikan seni rupa sebagai pendidikan
kreativitan dan emosi..................
5
BAB III PENUTUP
A.
Simpulan ....................................................................................................... 9
B. Saran ............................................................................................................. 9
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................. iv
BAB I
PENDAHULUAN
1.1
Latar
belakang
Kebanyakan orang merasa bahwa dirinya tidak berjiwa seni, tidak mampu
dibidang seni, atau enggan untuk belajar seni karena merasa kesulitan. Dengan
adanya anggapan tersebut menyebabkan seseorang tidak tertarik untuk belajar
seni, hanya cukup menikmati hasil karya seni orang lain tanpa adanya usaha
untuk melatih diri supaya menghasilkan sebuah karya seni. Pendidikan seni merupakan sarana untuk
pengembangan kreativitas anak. Pelaksanaan pendidikan seni dapat dilakukan
melalui kegiatan permainan. Tujuan pendidikan seni dapat dilakukan melalui
kegiatan permainan. Tujuan pendidikan seni bukan untuk membina anak-anak
menjadi seniman, melainkan untuk mendidik anak menjadi kreatif.
Pada dasarnya pendidikan seni di sekolah diarahkan untuk menumbuhkan
kepekaan rasa estetik dan artistik sehingga terbentuk sikap kritis, apresiasif
dan kreatif pada diri siswa secara menyeluruh. Sikap ini akan tumbuh, apabila
dilakukan serangkaian proses kegiatan pada siswa yang meliputi kegiatan
pengamatan, penilaian, dan pertumbuhan rasa memiliki melalui keterlibatan siswa
dalam segala aktivitas seni di dalam kelas dan atau di luar kelas.
Pendekatan seni dalam pendidikan adalah sebagai bentuk pendidikan seni
sebagai upaya pewarisan dan sekaligus pengembangan atas beragam seni kepada anak
didik. Kesenian yang telah dimiliki masyarakat agar tidak punah dan malah
berkembang, oleh karena itu anak didik perlu dididik agar pandai dalam bidang
seni. Pada gilirannya dapat dihasilkan calon-calon seniman yang handal.
Pendidikan melalui seni adalah bentuk pendidikan seni yang digunakan sebagai
upaya, sarana, alat atau media pencapaian sasaran pendidikan secara umum.
Melalui pendidikan seni diharapkan dapat menghasilkan anak didik yang memiliki
keterampilan, kreatif dan inovatif.
Dibutuhkan kemampuan apresiasi yang tinggi untuk memahami lebih dalam
nilai-nilai karya seni, yang tentunya dapat tercapai apabila penikmat seni itu
memiliki tingkat kecerdasan dan kemampuan menanggapi makna-makna yang
terkandung dalam karya seni tersebut.
1.2 Rumusan masalah
Adapun rumusan masalah dari makalah ini adalah sebagai berikut :
1. Bagaimana
pengertian seni rupa dalam pendidikan?
2. Bagaimakah pendekatan kompetensi dalam
pendidikan seni rupa itu ?
3. Apakah
maksud dari pendidikan seni rupa sebagai pendidikan kreatifitas dan emosi?
1.3 TUJUAN
1. Mengetahui pengertian seni rupa dalam
pendidikan.
2. Mengetahui
pendekatan kompetensi dalan pendidikan seni rupa.
3.
Mengetahui maksud pendidikan seni rupa sebagai
pendidikan kreatifitas dan emosi.
1.4
Manfaat penulisan
Dengan
membaca makalah ini pembaca bisa mengerti akan pendekatan kompetensi dalam
pendidikan seni rupa dan mengetahui maksud pendidikan seni rupa sebagai
pendidikan kreatifitan dan emosi.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Seni dan peran dalam pendidikan
Pendidikan Seni, khususnya seni rupa hadir sebagai
bagian integral dari prinsip pendidikan. Artinya, pendidikan seni rupa sebagai
bagian dari pendidikan umum yang mendapat kewajiban (tugas) utama melatih
kepekaam rasa: estetis (keindahan), maupun apresiasi seni, melalui pembelajaran
praktek berkarya seni rupa. Pembelajaran seni rupa yang dimaksudkan adalah
pendidikan untuk anak yang didasari oleh pembinaan intelegensi rupa (visual
intelligenci) dengan kemampuan memahami objek secara komprehensif maupun
detail. Pemahaman terhadap objek dengan kinerja belajarnya melalui pengamata,
asosiasi, pemahaman bentuk akhirnya berekspresi. Lingkup seni sebagai hasil
aktivitas artistik yang meliputi seni suara, seni gerak dan seni rupa sesuai
dengan media aktivitasnya. Media dalam hal ini mempunyai arti sarana yang
menentukan batasan-batasan dari lingkup seni tersebut.
2.2 Pendekatan Kompetansi Dalam Pendidikan Seni
Rupa
Pendidikan
kompetensi sesungguhnya sudah agak lama dikenal dalam sistem pendidikan guru
yang dikenal dengan PGBK (Pendidikan Guru Berdasar Kompetensi). Pendekatan
kompetensi sering dianggap sebagai reaksi atas pendekatan yang mengacu kepada
materi (termasuk dicipline based art education, disingkat DBAE ). Tetapi
jika direnungkan sebetulnya arahnya sejalan, karena materi yang dipilih pada
dasarnya dijabarkan dari kompetensi yang diharapkan. Bedanya, pada pendekatan
kompetensi terlebih dahulu yang ditetapkan adalah kompetensinya.
Inti
pandangannya adalah bahwa setiap bahan ajar yang dipilih serta metode dan media
yang digunakan harus diarahkan kepada pembentukan kompetensi siswa. Untuk
setiap jenjang pendidikan, perlu ditetapkan kompetensi apa yang harus
dikembangkan. Gagasan ini tampaknya didorong oleh hasrat perlunya menyiapkan
sejak dini pembentukan SDM yang memiliki kemampuan handal, kompetitif,
khususnya menghadapi persaingan global masa depan. Dalam bidang seni,
pendekatan kompetensi menjadi bahan pembahasan dan disepakati sebagai acuan
bagi penyelenggaraan pembelajaran seni di Indonesia. Konsep dasar pendekatan
kompetensi adalah seperangkat rencana dan pengaturan tentang kompetensi dan
hasil belajar yang harus dicapai siswa, penilaian, kegiatan belajar-mengajar,
dan pemberdayaan sumber daya pendidikan dalam pengembangan kurikulum sekolah
(Puskur-Balitbang Depdiknas, 2002).
v Implikasi
Pendekatan Kompetensi
Implikasi
pendekatan kompetensi dalam aspek pelaksanaan adalah bahwa kegiatan
belajar-mengajar terarah kepada suatu sasaran yang berbentuk kompetensi siswa
setelah mengikuti suatu program dalam limit waktu tertentu. Pembelajaran tidak
asal berlangsung, tapi terkontrol, bertahap, berkelanjutan. Ekspresi-kreasi
sukar diduga, sukar diukur, sukar dilatih, karena dorongannya ada di dalam diri
individu. Dalam hal ini, ukuran-ukuran kompetensi tak bisa lain kecuali
bersifat fleksibel, multikriteria dan kualitatif, seperti terungkap dari
kata-kata: siswa memiliki kemampuan berapresiasi,dst.
Pendekatan
DBAE maupun pendekatan kompetensi sama-sama memiliki harapan agar pembelajaran
itu berkualitas dan bermakna, tidak sekedar merasa cukup jika siswa ramai-ramai
berkarya, tetapi karyanya itu-itu juga dari waktu ke waktu baik dalam tema,
bentuk maupun gagasan.
2.3
Pendidikan
Seni Rupa Sebagai Pendidikan Kreatifitas dan Emosi
·
Pendidikan kreatifitas
De Francesco (1958)
menyatakan bahwa pendidikan seni mempunyai kontribusi terhadap pengembangan
individu antara membantu pengembangan mental, emosional, kreativitas, estetika,
sosial, dan fisik. Aspek kreativiitas mempunyai peranan yang sangat penting
dalam kehidupan manusia. Apalagi di masa pembangunan ini, orang yang berdaya
kreatif sangat dibutuhkan guna mengembangkan ide-ide yang konstruktif yang akan
membantu pemerintah dan masyarakat dalam memajukan kehidupan dan berkebudayaan.
Pembinaan
kreatifitas manusia sebaiknya dilakukan sejak anak-anak. Kondisi lingkungan
yang kreatif dan tersedia kesempatan untuk melakukan berbagai kegiatan
kreatif bagi anak-anak akan sangat
membantudalam mengembangkan budaya kreatifitasnya. Perlu diingat bahwa dunia
anak-anak merupakan awal perkembangan kreatifitasnya.
Seni
merupakan istilah yang identik dengan keindahan, kesenangan dan rekreasi. Dalam
seni, setiap orang dinilai memiliki kreatifitas dan kecerdasannya
masing-masing. Seni dapat memfasilitasi setiap orang untuk menuangkan atau
mencurahkan segala kreatifitas berdasarkan kehendak masing-masing orang itu
sendiri. Kreatifitas adalah kemampuan seseorang untuk menghasilkan komposisi
produk atau gagasan apa saja yang pada dasarnya baru, dan sebelumnya tidak ada
yang membuatnya. Kreatifitas bisa berupa kegiatan imajinatif dan sintesis
pemikiran yang hasilnya hanya perangkuman. Pada umumnya, kreatifitas diartikan
dengan daya atau kemampuan untuk mencipta, tetapi sebenarnya kreatifitas
memiliki arti yang lebih, meliputi :
1.
Kelancaran menanggapi suatu masalah, ide atau materi.
2.
Kemampuan untuk menyesuaikan diri dalam setiap situasi.
3.
Memiliki kepastian atau selalu dapat mengungkapkan sesuatu yang lain
daripada yang lain.
4.
Mampu berpikir secara integral, bisa menghubungkan yang satu dengan yang
lain serta dapat membuat analisis yang tepat.
Perlu
dingat bahwa dunia anak-anak merupakan awal perkembangan kreativitasnya. Pada
anak-anak yang berusia di bawah 10 tahun merupakan the golden age of
creative expression. Ekspresi artistik merupakan salah satu kebutuhan
anak-anak, oleh karena itu kebebasan berkarya dengan berbagai media dan metode
pada kegiatan seni anak-anak menjadi pendekatan utama dalam pendidikan seni
rupa. Ruang lingkup bahan pengajaran Pendidikan Seni Rupa bagi anak-anak TK dan
SD meliputi kegiatan berkarya dua dimensional dan tiga dimensional. Kegiatan
menggambar, mencetak, menempel, dan kegiatan berkarya seni rupa dua dimensional
lainnya yang menyenangkan anak dengan media dan cara-cara yang sederhana dapat
dikembangkan dalam kegiatan belajar-mengajar. Juga kegiatan mematung,
membentuk, merangkai, dan menyusun dari berbagai media dan dengan cara-cara
yang menyenangkan anak akan membantu pengembangan kreativitasnya.
·
Pendidikan emosi
Pentingnya pendidikan emosi telah diungkapkan para ahli
pendidikan sejak lama. Fransesco (1958), seorang ahli pendidikan seni rupa
mengemukakan pendidikan seni rupa antara lain sebagai penghalus rasa dan
pendidikan emosi. Dikemukakan, penguasaan emosi sangatlah penting, khususnya
pada manusia di zaman modern. Dalam seni, emosi disalurkan ke dalam wujud yang
memiliki nilai ekspresi-komunikasi. Kegiatan penguasaan dan penyaluran ekspresi
tadi menjadi dinamis dan bersemangat.
Psikologi telah mempelajari bahwa otak memainkan peranan
dalam berbagai kegiatan manusia dalam fungsi-fungsi: kognitif, afektif
(emosional, sosial), fisik (gerak) dan intuitif (Clark, dalam Hanna
Widjaja,1996). Jadi untuk mencapai perkembangan integral, semua fungsi ini
perlu dikembangkan. Ditengarai, bahwa dalam kehidupan nyata, banyak persoalan
yang dipecahkan secara jitu dengan menggunakan kecerdasan emosi yang sering
kali mendahului berjalannya kecerdasan rasio (intelijen). Orang sering
membedakan antara tindakan yang menggunakan otak dan hati. Mungkin sekali,
nenek moyang kita zaman dahulu banyak mengaktifkan kecerdasan emosi dalam
menghadapi tantangan lingkungannya. Pendidikan seni rupa yang banyak melibatkan
emosi, intuisi dan imajinasi dapat dijadikan salah satu cara yang tepat untuk
mengembangkan kecerdasan emosi. Lebih jauh lagi, pendidikan seni dapat juga
menjadi semacam penyembuh (therapy) atau penyehat mental dalam hal
tercapainya kepuasan dan keberanian baru. Cara yang efektif untuk pendidikan
emosi adalah memberi peluang dan stimulasi yang memungkinkan para siswa dapat
bekerja dengan rasa aman serta penuh percaya diri. (Fransesco, 1958).
BAB III
PENUTUP
3.1
Kesimpulan
Pendidikan
seni rupa sebagai bagian dari pendidikan umum yang mendapat kewajiban (tugas )
utama melatih kepekaam rasa: estetis (keindahan), maupun apresiasi seni,
melalui pembelajaran praktek berkarya seni rupa.
Seni
merupakan istilah yang identik dengan keindahan, kesenangan dan rekreasi. Dalam
seni, setiap orang dinilai memiliki kreatifitas dan kecerdasannya
masing-masing. Pendekatan DBAE maupun pendekatan kompetensi sama-sama memiliki
harapan agar pembelajaran itu berkualitas dan bermakna, tidak sekedar merasa
cukup jika siswa ramai-ramai berkarya, tetapi karyanya itu-itu juga dari waktu
ke waktu baik dalam tema, bentuk maupun gagasan.
Pendidikan
seni mempunyai kontribusi terhadap pengembangan individu antara membantu
pengembangan mental, emosional, kreativitas, estetika, sosial, dan fisik. Aspek
kreativitas mempunyai peranan yang sangat penting dalam kehidupan manusia.
Dikemukakan, penguasaan emosi sangatlah penting, khususnya pada manusia di
zaman modern. Dalam seni, emosi disalurkan ke dalam wujud yang memiliki nilai
ekspresi-komunikasi. Kegiatan penguasaan dan penyaluran ekspresi tadi menjadi
dinamis dan bersemangat.
3.2 Saran
Penulis menyadari bahwa masih terdapat kekurangan-kekurangan dari bentuk
maupun isi dari makalah ini. Oleh karena itu, kami mengharapkan kepada pembaca
agar ikut peduli terhadap pendidikan, kreatifitas, dan emosi untuk anak bangsa
sehingga seni rupa berperan dalam pendidikan. Penulis mengharapkan kritik dan
saran yang membangun dari pembaca untuk memperbaiki kesalahan dalam penulisan
yang akan datang.
DAFTAR PUSTAKA
Aziz,Abdul. 2013. Pendekatan Berbasis Disiplin Ilmu dan Pendekatan Kompetensi dalam
Pendidikan Seni Rupa_(online).
http://sen1budaya.blogspot.co.id/2013/08/pendekatan-berbasis-disiplin-ilmu-dan.html
MAKALAH Membuat Topeng Bubur Kertas dan Wayang Suket
MAKALAH
Membuat Topeng
Bubur Kertas dan Wayang Suket
Makalah
ini disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah PENDIDIKAN SENI
RUPA DAN KERAJINAN TANGAN
Prodi
PGSD pada Semester Ganjil Tahun
Ajaran 2016/2017
Dosen
Pengajar : Bapak Muhammad
Reyhan Florean,
M.Pd.
Oleh : Kelompok IX
1. Anik Susanti (15186206029)
2. Eriska
Purnamasari (15186206041)
3. Gita Silvia (15186806132)
Prodi PGSD III-B
STKIP PGRI TULUNGAGUNG
Jalan Mayor Sujadi No.
7 Telp ./Fax 0355-321426
TULUNGAGUNG
2016
KATA PENGANTAR
Puji syukur Alhamdulillah kami panjatkan kehadirat
Allah SWT, yang telah memberikan rahmat serta hidayah-Nya kepada kami semua,
sehingga kami dapat menyelesaikan tugas yang telah diberikan kepada kami berupa
makalah yang berjudul “Membuat Topeng
Bubur Kertas dan Wayang Suket”
Shalawat dan salam semoga selalu
terlimpah pada Rasulullah Muhammad SAW.
Makalah ini kami susun sebagai tugas yang diberikan
dari mata kuliah Pendidikan Seni Rupa dan Kerajinan Tangan
Prodi PGSD III-B
pada semester 3
tahun ajaran 2016/2017. Pada kesempatan ini,
penulis mengucapkan terima kasih atas bimbingan dan kerja sama kepada :
1. Bapak Muhammad
Reyhan Florean, M.Pd. selaku dosen Pendidikan
Seni Rupa dan Kerajinan Tangan yang telah
memberikan bimbingan dan membina penulis dalam menyelesaikan makalah ini;
2. Semua keluarga penyusun
yang telah memberikan dukungan kepada penulis baik material maupun yang
lainnya;
3. Serta teman-teman
penulis yang membantu dalam penulisan makalah ini.
Atas segala partisipasi dari semua pihak yang telah
membantu, kami ucapkan jazakumullahu khairan katsiraa. Penulis berharap semoga
makalah ini dapat bermanfaat khususnya bagi penulis sendiri dan bagi para
pembaca pada umumnya.
Penulis menyadari makalah ini sangat jauh dari
kesempurnaan baik isi maupun bentuk penulisannya, karena keterbatasan
pengetahuan yang penulis miliki. Oleh karena itu, kami mengharapkan kritik dan
saran yang kiranya dapat kami gunakan sebagai masukan untuk perbaikan dimasa
yang akan datang.
Tulungagung, 24 Oktober 2016
ii
DAFTAR ISI
HALAMAN
JUDUL
................................................................................................. i
KATA
PENGANTAR.............................................................................................. ii
DAFTAR
ISI ............................................................................................................ iii
BAB
I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang...........................................................................................1
B. Rumusan Masalah.....................................................................................1
BAB
II PEMBAHASAN
A. MEMBUAT TOPENG BUBUR KERTAS...............................................2
B. MEMBUAT WAYANG SUKET..............................................................3
BAB
III PENUTUP
A.
Kesimpulan..................................................................................................8
B.
Daftar
Rujukan.............................................................................................8
iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Wayang rumput (wayang suket) merupakan bentuk tiruan dari berbagai figurwayang
kulit,oleh karena itu bentuk-bentuk wayang suket pada umumnya tidak jauh
berbeda dengan bentuk-bentuk umum pada wayang kulit. Dari hasil penelitian
dapat disimpulkan bahwa kemungkinan besar pada zaman dahulu orang-orang yang
membuat wayang suket hanya menggunakan nalurinya dalam menirukan bentuk atau
figur wayang kulit dengan bahan berbeda, yaitu dengan menggunakan rumput.
Akibat bahan yang berbeda yaitu dengan rumput, maka menghasilkan bentuk yang
terbatas dan cukup khas, sehingga bentuk wayang suket tidak terlalu persis
dengan wayang kulit walaupun bentuknya secara umum hampir mirip. Walaupun
bentuk wayang suket lebih sederhana dibandingkan dengan bentuk-bentuk wayang
lainnya namun secara global tetap saja memiliki ciri khas atau persamaan di
bentuk bagian-bagian tertentu.
B. Rumusan Masalah
Dari latar belakang yang
ada, maka dapat diambil sebuah rumusan masalah
sederhana sebagai berikut:
1.
Apa saja bahan untuk
membuat topeng bubur kertas ?
2.
Bagaimana langkah-langkah
membuat topeng bubur kertas ?
3.
Apa saja bahan untuk
membuat wayang suket ?
4.
Bagaimana langkah-langkah
membuat wayang suket ?
C. Tujuan Penulisan
Adapun yang menjadi tujuan
penulisan makalah ini diantaranya bertujuan untuk:
1.
mengetahui bahan untuk
membuat topeng bubur kertas
2.
mengetahui langkah-langkah
membuat topeng bubur kertas
3.
mengetahui bahan untuk
membuat wayang suket
4.
mengetahui langkah-langkah
membuat wayang suket
BAB II
PEMBAHASAN
A.
MEMBUAT TOPENG
BUBUR KERTAS
v Bahan:
1.
Bubur kertas
2.
Cetakan
3.
Tepung
4.
Lem
5.
Cat
v
Langkah-langkah:
1.
Kumpulkan koran atau kertas bekas.
Lalu kertas masukan ke ember di rendam dengan air. Usahkan rendam kertas dalam
waktu lama, hal ini supaya kertas dapat lembek. Ini dapat dirasa dari baunya
yang luar biasa (harap tutup hidung).
2.
Buatlah cetakan topeng, semisal dari
tanah tanah liat yang mudah dibentuk. Bisa diletak di
dalam maupun di luar cetakan.
3.
Siapkan tepung kanji dan air panas,
sesuaikan dengan kebutuhan. Tiriskan kertas, lalu dicampur semua bahan (kertas,
air panas dan tepung) secara merata dan diaduk supaya tektur terlihat lembut.
Selanjutnya silahkan tempelkan pada cetakan yang telah disiapkan. Sebelum
dijemur, sebaiknya antara cetakan dan bubur kertas diberi TISU atau lainnya
yang gunanya agat tidak lengket saat mengangkat hasil cetakan.
4.
Setelah selesai lalu di jemur. Kalau sudah kering, tinggal proses pengecatan. (Saat
pengecataan: Kertas itu bersifat menyerap air. Biar menghemat cat, usahakan
sebelum di cat permukaan topeng bisa dipoles dengan lem. Dan nantinya hasilnya
akan lebih mengkilap).
B.
MEMBUAT KERAJINAN WAYANG SUKET
v Bahan :
1.
Jerami
2.
Ranting bambu
v Langkah-langkah membuat wayang suket
1.
Bagian Atas atau Kepala :
a)
Ambil dua buah batang rumput,
kemudian keduanya dilipat menjadi dua bagian tepat ditengah dan yang satu kita
pegang dengan posisi horizontal, sedangkan yang satunya lagi kita jepit pada
rumput pertama dengan posisi vertikal, tetapi beri sedikit jarak atau beri lebihujungnya
untuk dibuat hidung wayang.
b)
Ambilah sehelai rumput, kemudian
lipat dua. Lalu ambil sehelai rumput lagi, lipat dua dan jepit pada rumput
pertama dengan diberi sedikit jarak. Tarik bagian B dan lipat kedepan lalu
bagian A dan lipat ke belakang
c)
Lakukan langkah diatas sebanyak
delapan kali
d)
Lakukan hal yang sama seperti
langkah sebelumnya, disebelah simpul tadi gunakan rumput yang belum dianyam
e)
Lakukan langkah diatas sebanyak
tujuh kali, sisakan empat helai.
f)
kepang empat sisa helai
rumput tersebut.
g)
Lalu letakan kepangan
di depan bagian tengah kepala
2.
Bagian Badan dan Lengan.
a)
Buat kepangan empat (simpul
kepang empat) untuk bagian tangan wayang, lalu ikat kedua ujungnya dengan
menggunakan simpul mati.
b)
Sisipkan hasil kepangan tadi pada
tengah-tengah rumput sisa dari bagian kepala (bagian depan dan belakang
tertutup badan wayang)
c)
Ambil sehelai rumput dan simpan
di bagian depan dengan posisi horizontal
d)
Lalu lilitkan ujung
rumput A dan B ke bagian belakang badan.
e)
Kemudian sisipkan kedua rumput
tersebut ke bagian depan tangan. Lalu lilitkan pada bagian tangan
f)
Ulangi langkah diatas sebanyak
empat kali
3.
Bagian Bawah atau Kaki:
a)
Buat simpul kepang empat untuk
kaki seperti untuk bagian tangan, lalu ambil sehelai rumput, lipat dua dan
jepit pada kepangan. Tarik bagian B dan lipat ke depan lalu bagian A dan lipat
ke belakang
b)
Lakukan langkah diatas
sebanyak delapan kali.
c)
Jepit sisa rumput tadi pada sisa
rumput dari bagian kepala.
d)
Pegang rumput yang paling atas.
Tarik bagian B dan lipat kedepan lalu bagian A dan lipat kebelakang
e)
Terakhir ikat semua
dari bagian kaki hingga bawah.
·
Persamaan umum visualisasi wayang
suket dengan wayang kulit diantaranya:
1.
Pada bagian kepalanya memiliki
mahkota atau gelungan
2.
Memiliki hidung yang panjang
3.
Memiliki lengan yang kecil dan panjang
4.
Memiliki pinggul atau bokong yang
cukup besar
BAB III
PENUTUP
A.
Kesimpulan
·
Topeng bubur kertas
merupakan karya yang sederhana untuk diajarkan di sekolah dasar
·
Manfaat membuat
topeng bubur kertas ini adalah untuk membuat mengasah kreatifiatas anak-anak
·
Wayang suket
merupakan karya yang sederhana untuk diajarkan di sekolah dasar
·
Manfaat membuat
wayang suket ini adalah untuk membuat anak tahu bagaimana cara membuat wayang
suket tersebut.
DAFTAR RUJUKAN
Langganan:
Postingan (Atom)