Makalah
disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah
Pendidikan seni rupa dan kerajinan
tangan Prodi PGSD pada Semester
Tiga Tahun Ajaran 2016/2017
Dosen Pengajar : Bpk.
Muhammad Reyhan Florean, M.pd
oleh : kelompok 9
1. Anik Susanti (15186206029)
2. Eriska Purnamasari (15186206041)
3. Gita Silvia (15186206132)
Prodi PGSD III-B
STKIP PGRI TULUNGAGUNG
Jalan Mayor Sujadi No. 7 Telp ./Fax 0355-321426
TULUNGAGUNG
2016
KATA PENGANTAR
Puji syukur Alhamdulillah kami panjatkan kehadirat Allah SWT, yang telah
memberikan rahmat serta hidayah-Nya kepada kami semua, sehingga kami dapat
menyelesaikan tugas yang telah diberikan kepada kami berupa makalah yang
berjudul “Pendekatan Kompetensi Dalam Pendidikan Seni Rupa”. Shalawat dan
salam semoga selalu terlimpah pada Rasulullah Muhammad SAW.
Makalah ini kami susun sebagai
tugas yang diberikan dari mata kuliah Pendidikan Seni Rupa Dan Kerajinan Tangan
SD PGSD III-B pada semester 3 tahun ajaran 2016/2017. Pada kesempatan
ini, penulis mengucapkan
terima kasih atas bimbingan dan
kerja sama kepada :
1.
Bpk. Muhammad Reyhan Florean, M.pd. selaku dosen Pendidikan Seni Rupa Dan Kerajinan Tangan SD
yang telah memberikan bimbingan dan membina penulis dalam menyelesaikan makalah
ini;
2.
semua
keluarga penulis yang telah memberikan dukungan kepada penulis baik material
maupun yang lainnya;
3.
serta teman-teman penulis yang
membantu dalam penulisan makalah ini.
Atas segala partisipasi dari semua pihak yang telah membantu, kami
ucapkan jazakumullahu khairan katsiraa. Penulis berharap semoga makalah ini dapat bermanfaat khususnya bagi penulis sendiri dan bagi para pembaca pada umumnya.
Penulis menyadari makalah ini
sangat jauh dari kesempurnaan baik isi maupun bentuk penulisannya, karena
keterbatasan pengetahuan yang penulis miliki. Oleh karena itu, kami
mengharapkan kritik dan saran yang kiranya dapat kami gunakan sebagai masukan
untuk perbaikan dimasa yang akan datang.
Tulungagung,
24 Oktober 2016
Kelompok 9
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL .............................................................................................. i
KATA PENGANTAR............................................................................................ ii
DAFTAR ISI ........................................................................................................... iii
BAB I PENDAHULUAN
1.1
Latar
Belakang............................................................................................. 2
1.2
Rumusan
Masalah.........................................................................................
3
1.3
Tujuan
Penulisan........................................................................................... 3
1.4
Manfaat Penulisan........................................................................................ 3
BAB II PEMBAHASAN
2.1 Pengertian seni
rupa dalam pendidikan ....................................................... 4
2.2 Pendekatan
kompetensi pendidikan dalam seni rupa...................................
4
2.3 Pendidikan seni rupa sebagai pendidikan
kreativitan dan emosi..................
5
BAB III PENUTUP
A.
Simpulan ....................................................................................................... 9
B. Saran ............................................................................................................. 9
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................. iv
BAB I
PENDAHULUAN
1.1
Latar
belakang
Kebanyakan orang merasa bahwa dirinya tidak berjiwa seni, tidak mampu
dibidang seni, atau enggan untuk belajar seni karena merasa kesulitan. Dengan
adanya anggapan tersebut menyebabkan seseorang tidak tertarik untuk belajar
seni, hanya cukup menikmati hasil karya seni orang lain tanpa adanya usaha
untuk melatih diri supaya menghasilkan sebuah karya seni. Pendidikan seni merupakan sarana untuk
pengembangan kreativitas anak. Pelaksanaan pendidikan seni dapat dilakukan
melalui kegiatan permainan. Tujuan pendidikan seni dapat dilakukan melalui
kegiatan permainan. Tujuan pendidikan seni bukan untuk membina anak-anak
menjadi seniman, melainkan untuk mendidik anak menjadi kreatif.
Pada dasarnya pendidikan seni di sekolah diarahkan untuk menumbuhkan
kepekaan rasa estetik dan artistik sehingga terbentuk sikap kritis, apresiasif
dan kreatif pada diri siswa secara menyeluruh. Sikap ini akan tumbuh, apabila
dilakukan serangkaian proses kegiatan pada siswa yang meliputi kegiatan
pengamatan, penilaian, dan pertumbuhan rasa memiliki melalui keterlibatan siswa
dalam segala aktivitas seni di dalam kelas dan atau di luar kelas.
Pendekatan seni dalam pendidikan adalah sebagai bentuk pendidikan seni
sebagai upaya pewarisan dan sekaligus pengembangan atas beragam seni kepada anak
didik. Kesenian yang telah dimiliki masyarakat agar tidak punah dan malah
berkembang, oleh karena itu anak didik perlu dididik agar pandai dalam bidang
seni. Pada gilirannya dapat dihasilkan calon-calon seniman yang handal.
Pendidikan melalui seni adalah bentuk pendidikan seni yang digunakan sebagai
upaya, sarana, alat atau media pencapaian sasaran pendidikan secara umum.
Melalui pendidikan seni diharapkan dapat menghasilkan anak didik yang memiliki
keterampilan, kreatif dan inovatif.
Dibutuhkan kemampuan apresiasi yang tinggi untuk memahami lebih dalam
nilai-nilai karya seni, yang tentunya dapat tercapai apabila penikmat seni itu
memiliki tingkat kecerdasan dan kemampuan menanggapi makna-makna yang
terkandung dalam karya seni tersebut.
1.2 Rumusan masalah
Adapun rumusan masalah dari makalah ini adalah sebagai berikut :
1. Bagaimana
pengertian seni rupa dalam pendidikan?
2. Bagaimakah pendekatan kompetensi dalam
pendidikan seni rupa itu ?
3. Apakah
maksud dari pendidikan seni rupa sebagai pendidikan kreatifitas dan emosi?
1.3 TUJUAN
1. Mengetahui pengertian seni rupa dalam
pendidikan.
2. Mengetahui
pendekatan kompetensi dalan pendidikan seni rupa.
3.
Mengetahui maksud pendidikan seni rupa sebagai
pendidikan kreatifitas dan emosi.
1.4
Manfaat penulisan
Dengan
membaca makalah ini pembaca bisa mengerti akan pendekatan kompetensi dalam
pendidikan seni rupa dan mengetahui maksud pendidikan seni rupa sebagai
pendidikan kreatifitan dan emosi.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Seni dan peran dalam pendidikan
Pendidikan Seni, khususnya seni rupa hadir sebagai
bagian integral dari prinsip pendidikan. Artinya, pendidikan seni rupa sebagai
bagian dari pendidikan umum yang mendapat kewajiban (tugas) utama melatih
kepekaam rasa: estetis (keindahan), maupun apresiasi seni, melalui pembelajaran
praktek berkarya seni rupa. Pembelajaran seni rupa yang dimaksudkan adalah
pendidikan untuk anak yang didasari oleh pembinaan intelegensi rupa (visual
intelligenci) dengan kemampuan memahami objek secara komprehensif maupun
detail. Pemahaman terhadap objek dengan kinerja belajarnya melalui pengamata,
asosiasi, pemahaman bentuk akhirnya berekspresi. Lingkup seni sebagai hasil
aktivitas artistik yang meliputi seni suara, seni gerak dan seni rupa sesuai
dengan media aktivitasnya. Media dalam hal ini mempunyai arti sarana yang
menentukan batasan-batasan dari lingkup seni tersebut.
2.2 Pendekatan Kompetansi Dalam Pendidikan Seni
Rupa
Pendidikan
kompetensi sesungguhnya sudah agak lama dikenal dalam sistem pendidikan guru
yang dikenal dengan PGBK (Pendidikan Guru Berdasar Kompetensi). Pendekatan
kompetensi sering dianggap sebagai reaksi atas pendekatan yang mengacu kepada
materi (termasuk dicipline based art education, disingkat DBAE ). Tetapi
jika direnungkan sebetulnya arahnya sejalan, karena materi yang dipilih pada
dasarnya dijabarkan dari kompetensi yang diharapkan. Bedanya, pada pendekatan
kompetensi terlebih dahulu yang ditetapkan adalah kompetensinya.
Inti
pandangannya adalah bahwa setiap bahan ajar yang dipilih serta metode dan media
yang digunakan harus diarahkan kepada pembentukan kompetensi siswa. Untuk
setiap jenjang pendidikan, perlu ditetapkan kompetensi apa yang harus
dikembangkan. Gagasan ini tampaknya didorong oleh hasrat perlunya menyiapkan
sejak dini pembentukan SDM yang memiliki kemampuan handal, kompetitif,
khususnya menghadapi persaingan global masa depan. Dalam bidang seni,
pendekatan kompetensi menjadi bahan pembahasan dan disepakati sebagai acuan
bagi penyelenggaraan pembelajaran seni di Indonesia. Konsep dasar pendekatan
kompetensi adalah seperangkat rencana dan pengaturan tentang kompetensi dan
hasil belajar yang harus dicapai siswa, penilaian, kegiatan belajar-mengajar,
dan pemberdayaan sumber daya pendidikan dalam pengembangan kurikulum sekolah
(Puskur-Balitbang Depdiknas, 2002).
v Implikasi
Pendekatan Kompetensi
Implikasi
pendekatan kompetensi dalam aspek pelaksanaan adalah bahwa kegiatan
belajar-mengajar terarah kepada suatu sasaran yang berbentuk kompetensi siswa
setelah mengikuti suatu program dalam limit waktu tertentu. Pembelajaran tidak
asal berlangsung, tapi terkontrol, bertahap, berkelanjutan. Ekspresi-kreasi
sukar diduga, sukar diukur, sukar dilatih, karena dorongannya ada di dalam diri
individu. Dalam hal ini, ukuran-ukuran kompetensi tak bisa lain kecuali
bersifat fleksibel, multikriteria dan kualitatif, seperti terungkap dari
kata-kata: siswa memiliki kemampuan berapresiasi,dst.
Pendekatan
DBAE maupun pendekatan kompetensi sama-sama memiliki harapan agar pembelajaran
itu berkualitas dan bermakna, tidak sekedar merasa cukup jika siswa ramai-ramai
berkarya, tetapi karyanya itu-itu juga dari waktu ke waktu baik dalam tema,
bentuk maupun gagasan.
2.3
Pendidikan
Seni Rupa Sebagai Pendidikan Kreatifitas dan Emosi
·
Pendidikan kreatifitas
De Francesco (1958)
menyatakan bahwa pendidikan seni mempunyai kontribusi terhadap pengembangan
individu antara membantu pengembangan mental, emosional, kreativitas, estetika,
sosial, dan fisik. Aspek kreativiitas mempunyai peranan yang sangat penting
dalam kehidupan manusia. Apalagi di masa pembangunan ini, orang yang berdaya
kreatif sangat dibutuhkan guna mengembangkan ide-ide yang konstruktif yang akan
membantu pemerintah dan masyarakat dalam memajukan kehidupan dan berkebudayaan.
Pembinaan
kreatifitas manusia sebaiknya dilakukan sejak anak-anak. Kondisi lingkungan
yang kreatif dan tersedia kesempatan untuk melakukan berbagai kegiatan
kreatif bagi anak-anak akan sangat
membantudalam mengembangkan budaya kreatifitasnya. Perlu diingat bahwa dunia
anak-anak merupakan awal perkembangan kreatifitasnya.
Seni
merupakan istilah yang identik dengan keindahan, kesenangan dan rekreasi. Dalam
seni, setiap orang dinilai memiliki kreatifitas dan kecerdasannya
masing-masing. Seni dapat memfasilitasi setiap orang untuk menuangkan atau
mencurahkan segala kreatifitas berdasarkan kehendak masing-masing orang itu
sendiri. Kreatifitas adalah kemampuan seseorang untuk menghasilkan komposisi
produk atau gagasan apa saja yang pada dasarnya baru, dan sebelumnya tidak ada
yang membuatnya. Kreatifitas bisa berupa kegiatan imajinatif dan sintesis
pemikiran yang hasilnya hanya perangkuman. Pada umumnya, kreatifitas diartikan
dengan daya atau kemampuan untuk mencipta, tetapi sebenarnya kreatifitas
memiliki arti yang lebih, meliputi :
1.
Kelancaran menanggapi suatu masalah, ide atau materi.
2.
Kemampuan untuk menyesuaikan diri dalam setiap situasi.
3.
Memiliki kepastian atau selalu dapat mengungkapkan sesuatu yang lain
daripada yang lain.
4.
Mampu berpikir secara integral, bisa menghubungkan yang satu dengan yang
lain serta dapat membuat analisis yang tepat.
Perlu
dingat bahwa dunia anak-anak merupakan awal perkembangan kreativitasnya. Pada
anak-anak yang berusia di bawah 10 tahun merupakan the golden age of
creative expression. Ekspresi artistik merupakan salah satu kebutuhan
anak-anak, oleh karena itu kebebasan berkarya dengan berbagai media dan metode
pada kegiatan seni anak-anak menjadi pendekatan utama dalam pendidikan seni
rupa. Ruang lingkup bahan pengajaran Pendidikan Seni Rupa bagi anak-anak TK dan
SD meliputi kegiatan berkarya dua dimensional dan tiga dimensional. Kegiatan
menggambar, mencetak, menempel, dan kegiatan berkarya seni rupa dua dimensional
lainnya yang menyenangkan anak dengan media dan cara-cara yang sederhana dapat
dikembangkan dalam kegiatan belajar-mengajar. Juga kegiatan mematung,
membentuk, merangkai, dan menyusun dari berbagai media dan dengan cara-cara
yang menyenangkan anak akan membantu pengembangan kreativitasnya.
·
Pendidikan emosi
Pentingnya pendidikan emosi telah diungkapkan para ahli
pendidikan sejak lama. Fransesco (1958), seorang ahli pendidikan seni rupa
mengemukakan pendidikan seni rupa antara lain sebagai penghalus rasa dan
pendidikan emosi. Dikemukakan, penguasaan emosi sangatlah penting, khususnya
pada manusia di zaman modern. Dalam seni, emosi disalurkan ke dalam wujud yang
memiliki nilai ekspresi-komunikasi. Kegiatan penguasaan dan penyaluran ekspresi
tadi menjadi dinamis dan bersemangat.
Psikologi telah mempelajari bahwa otak memainkan peranan
dalam berbagai kegiatan manusia dalam fungsi-fungsi: kognitif, afektif
(emosional, sosial), fisik (gerak) dan intuitif (Clark, dalam Hanna
Widjaja,1996). Jadi untuk mencapai perkembangan integral, semua fungsi ini
perlu dikembangkan. Ditengarai, bahwa dalam kehidupan nyata, banyak persoalan
yang dipecahkan secara jitu dengan menggunakan kecerdasan emosi yang sering
kali mendahului berjalannya kecerdasan rasio (intelijen). Orang sering
membedakan antara tindakan yang menggunakan otak dan hati. Mungkin sekali,
nenek moyang kita zaman dahulu banyak mengaktifkan kecerdasan emosi dalam
menghadapi tantangan lingkungannya. Pendidikan seni rupa yang banyak melibatkan
emosi, intuisi dan imajinasi dapat dijadikan salah satu cara yang tepat untuk
mengembangkan kecerdasan emosi. Lebih jauh lagi, pendidikan seni dapat juga
menjadi semacam penyembuh (therapy) atau penyehat mental dalam hal
tercapainya kepuasan dan keberanian baru. Cara yang efektif untuk pendidikan
emosi adalah memberi peluang dan stimulasi yang memungkinkan para siswa dapat
bekerja dengan rasa aman serta penuh percaya diri. (Fransesco, 1958).
BAB III
PENUTUP
3.1
Kesimpulan
Pendidikan
seni rupa sebagai bagian dari pendidikan umum yang mendapat kewajiban (tugas )
utama melatih kepekaam rasa: estetis (keindahan), maupun apresiasi seni,
melalui pembelajaran praktek berkarya seni rupa.
Seni
merupakan istilah yang identik dengan keindahan, kesenangan dan rekreasi. Dalam
seni, setiap orang dinilai memiliki kreatifitas dan kecerdasannya
masing-masing. Pendekatan DBAE maupun pendekatan kompetensi sama-sama memiliki
harapan agar pembelajaran itu berkualitas dan bermakna, tidak sekedar merasa
cukup jika siswa ramai-ramai berkarya, tetapi karyanya itu-itu juga dari waktu
ke waktu baik dalam tema, bentuk maupun gagasan.
Pendidikan
seni mempunyai kontribusi terhadap pengembangan individu antara membantu
pengembangan mental, emosional, kreativitas, estetika, sosial, dan fisik. Aspek
kreativitas mempunyai peranan yang sangat penting dalam kehidupan manusia.
Dikemukakan, penguasaan emosi sangatlah penting, khususnya pada manusia di
zaman modern. Dalam seni, emosi disalurkan ke dalam wujud yang memiliki nilai
ekspresi-komunikasi. Kegiatan penguasaan dan penyaluran ekspresi tadi menjadi
dinamis dan bersemangat.
3.2 Saran
Penulis menyadari bahwa masih terdapat kekurangan-kekurangan dari bentuk
maupun isi dari makalah ini. Oleh karena itu, kami mengharapkan kepada pembaca
agar ikut peduli terhadap pendidikan, kreatifitas, dan emosi untuk anak bangsa
sehingga seni rupa berperan dalam pendidikan. Penulis mengharapkan kritik dan
saran yang membangun dari pembaca untuk memperbaiki kesalahan dalam penulisan
yang akan datang.
DAFTAR PUSTAKA
Aziz,Abdul. 2013. Pendekatan Berbasis Disiplin Ilmu dan Pendekatan Kompetensi dalam
Pendidikan Seni Rupa_(online).
http://sen1budaya.blogspot.co.id/2013/08/pendekatan-berbasis-disiplin-ilmu-dan.html
Tidak ada komentar:
Posting Komentar